Cerpen Cinta: 'Hanya Karna Seutas Kabel Lecet'

Posted by

Cerpen Cinta kali ini yang ditulis oleh pemilik blog ini. Pada kesempatan kali ini, saya pemilik blog ini mencoba menggoreskan seberkas tinta hitam di sebuah blog dan hingga menghasilkan sebuah karya. Karya yang berimajinasi dari sebuah dunia cinta. Dunia yang sangat anek menurutku. Oke, langsung saja, dibawah ini Cerpen Cinta karyaku guys. Selamat membaca.!



Hanya Karna Seutas Kabel Lecet

oleh : Dedi Setiawan 

Mentari pagi enggan menampakkan kegagahannya di pagi ini, begitupun dengan Lina, gadis kecil mungil yang baru saja ditinggal pergi oleh kekasihnya. Bukan karena tragis, bukan juga karena takdir, melainkan hanya sebuah kecelakaan kecil yang menimpanya. Kala itu kekasih Lina sebut saja Boy sedang asik main komputer dirumahnya. Tak disangkanya, ada seutas kabel yang ternyata lecet. Dan tiba-tiba, Boy menyentuh kabel tersebut dan serentak ia terjatuh tak berdaya.

Sungguh kejam memang, seutas kabel polos merenggut nyawa bocah SMA yang hendak lulus. Nampaknya, ketika si Boy terjatuh tak berdaya kala itu sedang tak ada orang sama sekali. Dan sayangnya, saat itu pintu kamarnya di tutup dan dikunci olehnya. Mengingat dirinya adalah sosok idaman di kelasnya, hingga mampu menggaet tiap pasang mata wanita di sekolahnya, termasuk Lina gadis yang sangat dicintainya itu.

Lina memang sering main ke rumahnya kala itu, dan di tengah pagi buta sekitar jam 9 Lina main ke rumah Boy hanya untuk sekedar silaturahmi dengan orang tuanya. "Assalamualaikum...", ucap Lina dari luar rumah. Spontan adik Boy keluar rumah dan membukakan pintu dan menjawab,"Waalaikumsalam, ehh mbak Lina silahkan masuk".

"Makasih dek, Mas Boy nya ada?", tanya Lina.
"Ada kok mbak, itu lagi dikamar masuk aja," sahut adik Boy.

Boy dan Lina memang sudah saling kenal satu sama lain, dan Lina memang sudah sering keluar masuk kamar Boy dengan sesuka hati. Wajar lah, namanya juga anak remaja yang sedang jatuh cinta. Dari pada keluyuran gak jelas, mending pacarannya dirumah saja bisa terkontrol. "Sayaaang... Bukain dong..!!," teriak Lina seraya mengetuk pintu kamar. Detik, Menit terus berlalu dan si Boy tak kunjung menjawabnya. Tiba-tiba, ayahnya Boy keluar dan membantu memanggilkan si Boy yang ada di dalam kamar.

"Boy, ayolah nak dibuka pintunya,! Ada pacarmu nih.." kata ayahnya seraya mengetuk pintu.
"Kok gak ada jawaban ya om? Apa mungkin dia tidur om? Atau jangan-jangan om??," tanya Lina sembari panik.
"Ahh, paling juga tidur. Kebiasaan dia kalo udah megang komputer pasti ketiduran."

Selang lima belas menit berlalu, namun Boy tak kunjung jua membuka pintu kamar. Ayah dan Lina pun mulai panik dengan keadaan Boy didalam kamar. "Boyyyy....!!," teriakan ayah dari luar kamar. Dan terpaksanya mereka berdua mendobrak pintu kamar Boy. "Apa perlu kita dobrak saja om ini pintu??," tanya Lina. "Ya sudah kita dobrak saja," sahutnya.

"Satu...,"
"Dua...."
"Tiga..."
(Ngeeeeeeeeeeeeeeeekkk pintu kamar pun terbuka)

Dan sempat syok kala Lina melihat Boy sudah dalam keadaan tak berdaya di kamarnya. Lina pun hampir terjatuh dan beruntungnya berhasil ditangkap oleh Ayah si Boy, dan kemudian Lina langsung tersadar. Ketika Lina sudah tersadar, ia pun berdiri seperti semula. Dan ayah Boy menaruh Boy di pangkuan dan mencoba membangunkannya, ternyata tidak bisa. Kemudian sang ayah menyodorkan jarinya tepat dibawah lubang hidung Boy. "Innalillahi waina ilaihi Rajiunn.."

"Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkk!!!," teriak Lina.
"Sepertinya Boy telah tiada nak," sahut ayah.
"Sadarkanlah aku om, apa aku sedang bermimpi?,"
"Tidak nak, kau bukan sedang bermimpi, coba cubit saja pipimu jika kau tak percaya,"
"Boy...Kenapa kamu bisa seperti ini??? apa yang membuatmu seperti ini?," tanya Lina kepada Boy.
"Sepertinya dia kesetrum nak, ini ada seutas kabel lecet. Mungkin ia tak sengaja menyentuhnya. Sudahlah nak, kita ikhlaskan saja..." jelas Ayah Boy.

Air mata seketika langsung mengucur hingga membanjiri pipi Lina kala itu. Duka, oh duka. Duka yang sedang menimpa dua insan yang sedang dilanda cinta. Duka kejam harus memisahkan dua insan saling mencinta tersebut. Mungkin ini adalah cobaan cinta yang memang harus dihadapi oleh Lina. Lina pun tak henti hentinya menangisi Boy, sosok yang dicintainya itu. Tangisan, derita, cobaan, menghiasi suasana hening pagi itu di rumah cinta mereka berdua.Sungguh, dibilang tragis memang tragis. Tapi, dibilang kejam bukan juga. Karena memang semuanya harus kemabali kepadaNya suatu saat nanti. Dan inilah memang saatnya si Boy harus kembali kepada-Nya.

Suasana hening, duka, cita, nestapa menyelimuti rumah Boy pagi itu. Sekejap rumahnya langsung didatangi dan dikerumuni oleh banyak orang yang hendak melayatnya. Berbondong-bondong beras dibawa oleh para pelayat sembari diserahkan kepada yang ditinggal Boy. Beras demi beras pun memenuhi rumahnya layaknya orang meninggal seperti biasanya.

Sementara Lina, terus menangis tak henti-hentinya dan masih tak mempercayai akan hal yang memang telah terjadi. Ayat demi ayat terus disuguhkan mereka kepada mayat Boy seperti biasa. Lantunan-lantunan ayat suci Al-Quran juga seraya terbang di atas renungan Lina dan Boy. Disudut lain, adik dari Boy juga ikut menangisi kepergian dari kakaknya yang juga dibanggakannya.

Waktu terus bergulir hingga berganti menjadi siang. Kala itu pukul 2 siang, dan mayat Boy harus segera dikuburkan. Serentak dari mereka semua ikut ke pemakaman termasuk Lina dan Burhan (adik Boy). Terucap kata Lailahaillallah dari mulut pak modin pertanda pemberangkatan mayat menuju Pemekaman. Alunan langkah kaki satu demi satu menapakkan di sebuah aspal hitam sembari menuju tanah merah yang tak lain adalah tempat pemakaman.

Sesampainya di pemakaman, Lina masih juga tak kunjung berhenti meneteskan air matanya dan merelakan kepergian kekasihnya itu. "Sudahlah mbak, tak perlu ditangisi lagi." ujar Burhan seraya mengelus rambut Lina dan menyandarkannya di bahu. "Kenapa harus secepat itu sih? Tuhan benar-benar tak adil," sahut Lina.

"Bukannya begitu mbak, Tuhan itu adil. Hanya saja, ini merupakan cobaan dariNya dan kita harus merelakannya pergi mbak."
"Tidakkah kalo Tuhan itu adil, kenapa harus setega itu memisahkan cinta kita?"
"Sudahlah mbak, Tuhan pasti memberi jalan lain dari kejadian ini semua."
"Jalan lain?"
"Iyya jalan lain, mungkin Tuhan ingin mengujimu mbak. Tuhan ingin memberimu cinta yang lebih baik selain mas Boy. Dan itu pasti."
"Aku benar-benar belum percaya kalo Boy telah tiada," ucap Lina sambil meneteskan air mata di pundak Burhan.
"Sudah lah mbak, lebih baik mari kita pulang saja..."
"Tidak! Aku ingin disini, aku ingin menemani kekasihku..!" Sentak Lina histeris.
"Yasudah mbak, mungkin kamu masih ingin disini. Baiklah, kalo gitu aku pulang dulu mbak." jawab Burhan.

Pemakaman semakin sepi dari pengunjung. Hanya tersisa satu sosok manusia di pemakaman tersebut semanjak kepergian Boy dan itu adalah Lina. Masih saja ia menangis di pemakaman itu sendirian. Teriakan demi teriakan terus melontar dari mulutnya bahwa dirinya masih belum bisa merelakan kepergian kekasihnya itu. Memang, cinta memang aneh. Cinta bisa merubah hidup setiap orang, Itu memang benar. Dan sudah terbukti pada diri Lina yang baru saja ditinggal pergi kekasihnya.

Siang, sore hingga malam hari Lina masih saja tak kunjung meninggalkan pemakaman. Bahkan, malam hari ia masih saja singgah di pemakaman itu.

Malam telah larut, Lina tak kunjung pulang kerumah. Orang tuanya pun khawatir dengannya. Malam-malam orang tua Lina pun pergi ke rumah Boy hanya sekedar menanyakan keberadaan Lina. "Tidak tahu..." jawab Ayah Boy. Lalu kemudian adik dari Boy, Burhan menjawabnya dengan pelan, "kemarin sih kata dia masih ingin di pemakaman, tante. Mungkin ia juga masih disana."

Langsung saja, Orang tua Lina, ayah boy, dan adik Boy pergi bersama-sama menuju pemakaman tersebut. Sesampainya di pemakaman, Ibu dari Lina sempat syok melihat anaknya terbaring tidur di samping makam Boy. Dan mereka mencoba membangunkannya, "Nak, bangun nak..Ayo pulang, sudah malam. Inget, kamu ini lagi dimana?" Tengak tengok, celingak-celinguk layaknya orang gila Lina bertingkah saat itu. "Siapa? Siapa kalian? Mau apa dateng kesini? Jangan gangguin aku..!! Aku masih ingin berduaan dengan kekasih pujaanku.!! Pergi... Pergi...!!!," ucap Lina tak jelas. Dan kemudian ibunya pun mengucapkan sepatah kalimat, "Lantas kamu kenapa nak? Sadarlah nak, Boy sudah tiada. Pulanglah nak.. Ayo pulang sama mama..." "Tidak! aku tidak mau pulang! Aku ingin disini dengan kekasihku.. Kekasih yang selalu ada buatku." "Hey nak, sadarlah nak. Boy sudah tiada... Kau harus bisa merelakannya. Cinta tak harus seperti itu nak, ingat. Ingat nak, Tuhan pasti memberimu penggantinya" "Aku tidak ingin pengganti. Aku hanya ingin Boy. Hanya satu yaitu Boy. Lebih baik kalian semua pergiii...!! Jangan ganggu kita berdua.! Pergiiiii..! Pergiiii...!"

Dengan tinggalkan sesal dihati, ibunda dari Lina pun perlahan pergi meninggalkan Lina sendirian. Begitupun ayah Boy dan adik Boy ikut serta pergi meninggalkannya. Sementara Lina, telah menjadi gila hanya karena ditinggal oleh Boy. Ketika itu, orang tua dari Lina mencoba memanggil orang pintar sekedar agar Lina bisa sembuh dari penyakitnya. Alhasil, hanya kata nihil yang terucap dari orang pintar tersebut. Rupanya Lina memang telah benar-benar menjadi gila.

Orang tuanya pun sedih berlarut-larut karena anaknya berubah menjadi orang gila yang menyinggahi pemakaman. Sesekali ibunya menengoknya di pemakaman hanya untuk sekedar mengetahui keadaannya dan membawakannya makanan. Dan begitulah akhir dari semuanya. Lina, gadis yang juga terkenal pandai dan juara kelas tiba-tiba berubah menjadi orang gila hanya karena cinta. Sungguh, inilah efek cinta. Cinta yang benar-benar kejam, tak peduli kepada siapapun ia menghajarnya. Cinta, cinta memang aneh dan kejam juga unik. 

NOTE :
- Kalian boleh dan dengan senang hati diperbolehkan untuk membaca karya saya.
- JANGAN PERNAH sekali-kali mengakui karya ini sebagai karya kalian.
- JANGAN PERNAH mengcopy cerpen ini dalam bentuk apapun.
- Diperbolehkan untuk merekomendasikan ke teman-teman kamu ya guys.. :)


Blog, Updated at: Jumat, Januari 17, 2014

0 komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR SPAM dan LIVE LINK AKAN DIHAPUS ADMIN...!!!